\

 

cara-hadapi-mertua-yang-suka-ikut-campur-urusan-keuangan-keluarga-1

Rumah tangga yang sehat adalah yang bebas intervensi dari orang tua maupun mertua. Karena membangun rumah tangga yang mandiri artinya adalah, suami dan istri dapat sama-sama belajar berelasi tanpa ada intervensi ataupun pengaruh dari pihak lain, terlebih orang tua. Karena dengan begitu, maka rumah tangga Anda dengan suami selalu memiliki ruang untuk bertumbuh bersama.

Tapi seringkali, rumah tangga yang bebas intervensi orang tua sangatlah sulit terjadi, apalagi di Indonesia. Kebanyakan orang tua berpersepsi, anak-anak mereka tetaplah menjadi bagian dari hak dan tanggung jawabnya meski sudah berumah tangga. Topik tentang intervensi orang tua dalam rumah tangga selalu sensitif, apalagi jika isunya adalah mertua yang mengintervensi keuangan keluarga, maka perlu trik khusus untuk menghadapinya.

Inilah yang menyebabkan mertua sah-sah saja mencampuri keuangan keluarga anaknya.

Sebelum memberikan tips bagaimana menghadapi mertua yang ikut campur dalam keuangan keluarga, Psikolog Anak dan Remaja Ayoe Sutomo, M.Psi., memberikan latar belakang apa yang menyebabkan mertua merasa sah-sah saja mencampuri keuangan keluarga anaknya. "Bisa dibilang karena mertua sering kali merasa memiliki hubungan atau relasi emosi yang cukup kuat dengan anaknya. Ini kemudian mengaburkan batasan-batasan yang seharusnya ada saat anak sudah menikah."

Batasan-batasan yang dimaksud Ayoe adalah, status pernikahan membuat anak secara otomatis memiliki tanggung jawab dan haknya sendiri. Ini artinya, segala keputusan yang menyangkut keluarganya hanya boleh diputuskan anak bersama dengan pasangannya. "Tapi karena batasan-batasannya pudar, membuat peran mertua jadi tidak jelas seperti apa. Output-nya adalah, ada sebagian orang tua yang masih sering meminta disokong secara finansial kepada anaknya. Atau sebaliknya, orang tua yang masih memberikan kepada anaknya. Secara relasi, pernikahan ini tentu tidak sehat." Demikian dipaparkan Ayoe.

Lantas, bagaimanakah menghadapi hal ini? Ayoe menekankan, sebelum berbicara kepada mertua tentang keberatan atas intervensi yang terjadi, hal pertama yang Anda harus lakukan adalah berbicara dengan pasangan. Tentukanlah secara bersama-sama apa yang menjadi batasan serta sepakati juga di mana batas toleransinya. "Duduk bareng. Hitung bersama-sama berapa banyak kebutuhan rumah tangga kita dan seberapa besar pemasukan yang diterima. Jadi kita punya batasan yang jelas seberapa besar bisa membantu orang tua."

Cara Hadapi Mertua yang Suka Ikut Campur Urusan Keuangan Keluarga Image 1

Tips mengatasi mertua yang ikut campur urusan keuangan keluarga.

Dengan adanya batasan tersebut maka menurut Ayoe akan muncul kejelasan tanggung jawab suami lebih utamanya ke mana. "Ini akan membuat peran, hak dan kewajibannya menjadi jelas. Pasangan harus seperti apa dan harus bagaimana akan menjadi lebih clear," ucap Ayoe yang juga bergabung di Klinik Tiga Generasi ini.

Dengah menghitung bersama-sama, pasangan akan bisa melihat lebih dalam bagaimana intervensi mertua bisa mengganggu stabilitas keuangan di rumah tangga. Setelah pasangan menyadari ada masalah stabilitas keuangan, Ayoe juga menyarankan untuk sama-sama merumuskan rencana keuangan. "Kebutuhan tahunannya seperti apa, kebutuhan jangka pendek dan panjangnya bagaimana? Apakah kondisi keuangan ini kurang atau masih berlebih?"

Jika setelah dihitung bersama kondisi keuangan ternyata masih kurang tapi masih harus menyokong yang lain, maka diskusikan juga bagaimana cara untuk mengatasinya. "Apakah istri harus berusaha juga agar keuangan cukup? Maka sama-sama melihat bagaimana kemampuan yang tersedia untuk supporting each other," sambung Ayoe.

Maka ujung dari memetakan kondisi keuangan keluarga secara riil ini menurut Ayoe adalah menjadi komitmen bersama. Dan layaknya komitmen dalam sebuah keluarga, maka harus dijaga serta mengusahakan yang terbaik untuk menjalankannya. Tak hanya itu, pemetaan keuangan keluarga ini juga menjadi bahan pembicaraan kepada mertua. Tujuannya adalah menciptakan diskusi yang terbuka dengan mertua berdasarkan fakta riil keuangan keluarga, bukan sesuatu yang mengawang-awang.

Setelah itu berbicaralah secara asertif kepada mertua. "Tetap dengan cara yang baik dengan menggunakan pola komunikasi, 'Saya merasa, saya berpikir, kemudian saya berharap dalam permasalahan ini seperti apa. Dan biarkan pasangan yang menyampaikan hal ini kepada orang tuanya." Demikian Ayoe mengingatkan.

Mengapa sebaiknya pasangan yang menyampaikan kepada orang tuanya? "Karena potensi konfliknya jauh lebih sedikit kalau anak ketemu dengan orang tuanya, dibandingkan dengan menantu kepada mertuanya," jawab Ayoe seraya menyebutkan pasangan Anda jauh lebih bisa membaca pola komunikasi orang tuanya bagaimana, respon orang tuanya akan seperti apa. Harapannya, pasangan Anda bisa menjadi jembatan yang paling baik untuk menyikapi masalah ini.

Jika mertua masih terus ikut campur meski sudah diajak bicara.

Lalu, bagaimana jika mertua masih terus ikut campur keuangan keluarga meski sudah diajak bicara secara terbuka? Ayoe menyarankan untuk melihat apa motif yang membuat mertua tetap ikut campur dalam keuangan keluarga. Ia juga menyebutkan, setidaknya ada dua penyebab mengapa mertua ikut campur terhadap keuangan keluarga anaknya.

Pertama, mertua yang ikut campur dengan terus menyokong keuangan keluarga anak. "Misalnya, sudah dibilang untuk jangan membelikan ini dan itu, tapi tetap saja dibelikan. Bisa jadi mertua merasa tidak yakin kalau anaknya mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga bersama dengan pasangannya. Kalau memang motifnya ini, maka cara mengatasinya menurut Ayoe adalah, dengan membuktikan bahwa keuangan Anda dan pasangan memang cukup, serta mampu mengelolanya dengan baik.

Kedua, motif mertua ikut campur keuangan keluarga dengan terus meminta hingga mengganggu stabilitas keuangan, maka dilihat lagi apakah yang diminta itu kebutuhan primer atau tidak. Tapi kalau ternyata yang diminta itu nice to have, sementara keluarga anaknya masih banyak yang harus diurus dan dikelola, "Maka diatasi dengan anak menyampaikan secara asertif kepada orang tuanya, bahwa memang kemampuannya tidak ada." Lalu, libatkan juga saudara kandung dari pasangan untuk ikut terlibat membantu mencukupi kebutuhan mertua. Karena sebagai anak sudah sewajarnya sama-sama berbagi.

Post a Comment

Previous Post Next Post