\

 

cara-menghadapi-ujian-di-5-tahun-pertama-pernikahan-1

Jika ditanyakan kepada pasangan yang sudah lama menikah bagaimana mereka mendeskripsikan lima tahun pertama pernikahan, sebagian besar akan menjawab penuh dengan pertengkaran. Apa saja bisa menjadi pemicu pertengkaran dalam rumah tangga baru, mulai dari hal yang remeh seperti suami yang tidak rapi, istri yang hobi belanja, sampai hal yang berat seperti ikut campur orang tua atau mertua. Hal ini tidak hanya dialami oleh pengantin baru yang masa pacarannya singkat tapi juga yang masa pacarannya lama.

Sebenarnya mengapa di lima tahun pertama pernikahan rentan dengan pertengkaran dan perselisihan?

Inilah Daftar Pemicu Konflik dalam Rumah Tangga Baru

Pernikahan adalah konsep menyatukan dua orang dengan karakteristik yang berbeda, mulai dari latar belakang, kebiasaan, hingga pengalaman hidup yang berbeda. "Ketika disatukan dalam institusi pernikahan, mereka bersama dalam 24 jam seminggu, pasti karakter-karakter asli akan muncul. Jadi akan terlihatlah bagaimana sebetulnya kepribadian utama masing-masing seperti apa," papar Irma Gustiana, M.Psi. Irma adalah Psikolog anak, remaja dan keluarga yang juga pendiri Klinik Ruang Tumbuh.

Maka penyebab utamanya adalah masa penyesuaian diri yang kemudian mengakibatkan munculnya konflik-konflik. Dalam proses ini disebutkan Irma, pasangan pengantin baru butuh belajar satu sama lain untuk memahami kondisi masing-masing. Apalagi di lima tahun pertama pernikahan baik suami maupun istri masih belum memiliki kemampuan komunikasi yang baik karena masih muncul ego masing-masing. "Ego masing-masing ini artinya merasa paling benar, paling tahu, tidak ingin disalahkan yang kemudian membuat tidak mau menerima pendapat dan kritik dari pasangan. Maka muncullah konflik."

Masalah ekonomi juga menjadi pemicu konflik di lima tahun pertama pernikahan adalah masalah ekonomi. Irma menjelaskan, biasanya di lima tahun pertama pernikahan, baik suami maupun istri masih sama-sama dalam proses meningkatkan aspek-aspek ekonomi. "Sama-sama pekerjaanya baru, kariernya juga baru, isu ekonomi bisa menjadi pemicu pertengkaran." Isu besar dari masalah ekonomi ini adalah terkait transparansi keuangan keluarga.

Lalu jika di lima tahun pertama langsung memiliki anak, maka pola pengasuhan bisa juga menjadi pemicu pertengkaran dalam pernikahan. Dan ditambah dengan keterlibatan pihak ketiga, seperti orang tua atau mertua maka pertengkaran di lima tahun pertama pernikahan bisa semakin rumit untuk dihadapi.

Cara Menghadapi Ujian di 5 Tahun Pertama Pernikahan Image 1

Tips Mengatasi Segala Perbedaan di Lima Tahun Pertama Pernikahan

Untuk mengatasi segala perbedaan yang menjadi pemicu pertengkaran di lima tahun pertama pernikahan, Irma menyarankan agar Anda dan pasangan memiliki kemampuan untuk menerima segala kekurangan pasangan. "Acceptance atau penerimaan itu penting," tegas Irma.

Adalah sangat wajar jika kita memiliki beragam karakteristik ideal dari pasangan. Tetapi Irma juga mengingatkan, sering kali karakteristik ideal tersebut tidak bisa didapatkan dari pasangan. Maka kondisi logisnya adalah menerima kekurangan pasangan. Dengan begini maka Anda tidak akan menuntut pasangan untuk berubah secara berlebihan. "Kekurangan pasangan kita lengkapi dengan berusaha terus beradaptasi dengan kekurangan yang dia miliki."

Ketika sudah bisa menerima, maka secara otomatis Anda dan pasangan akan belajar bagaimana berkomunikasi yang efektif. Apakah itu komunikasi efektif dengan pasangan? "Artinya bersikap persuasif. Sampaikan perasaan dengan bijak, dengan kata-kata yang tepat, pada situasi yang tepat. Karena ini akan memengaruhi bagaimana proses menerima informasi," jawab Irma.

Agar bisa sampai pada tahap tersebut, Irma menekankan penting bagi suami dan istri untuk saling terbuka. Mau mendengarkan dan memperbaiki pola-pola komunikasi dengan duduk bersama untuk memetakan sebenarnya tujuan pernikahan yang ingin dicapai seperti apa. "Lalu duduk bersama dengan kepala dingin dan hati yang hangat. Ini tentu akan membuat kita lebih mudah untuk mendiskusikan value-value keluarga seperti apa yang diinginkan. Baru kemudian bisa sama-sama sepakat."

Tapi Irma juga mengingatkan, jika pada proses bicara secara terbuka ada hal-hal yang tidak sepakat, maka jangan saling memaksakan kehendak. "Bisa juga sama-sama sepakat untuk tidak sepakat. Tapi diantara keduanya tidak boleh saling intervensi. Ini juga harus disepakati." Namun akan lebih baik jika suami-istri memiliki keseragaman dalam membangun rumah tangga. "Punya pemahaman yang sama akan value keluarga, pola pengasuhan akan seperti apa, transparansi keuangan mau seperti apa," tambah Irma.

Jika pasangan suami-istri bisa mengatasi segala pertengkaran di lima tahun pertama dengan rumusan itu, Irma meyakini pasangan tersebut sudah memiliki pondasi pernikahan yang utama yaitu komunikasi, kepercayaan, saling terbuka dan saling melengkapi. Ini akan membuat Anda dan pasangan memasuki tahapan membangun rumah tangga dengan jalinan hubungan yang sehat. "Ini adalah hal-hal yang paling penting sekali dimiliki setiap pasangan agar langgeng dan awet dalam ikatan pernikahan," pungkas Irma.

Post a Comment

Previous Post Next Post